Korsel Hadapi Masalah Baru Setelah Evakuasi Warganya dari Tiongkok
jpnn.com, SEOUL - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) menghadapi masalah baru setelah berhasil mengevakuasi 368 warganya dari Wuhan, Tiongkok yang jadi pusat penyebaran virus corona. Seoul kini harus menghadapi kemarahan warga yang tidak rela daerahnya dijadikan pusat karantina.
Pemerintah mengatakan tidak ada satu pun di antara warga yang dievakuasi itu menunjukkan gejala terkena virus sebelum berangkat. Namun, satu orang tidak bisa diangkut ke pesawat karena demam setelah ia menjalani pemeriksaan akhir di bandara Wuhan.
Sementara itu, sebanyak 18 warga Korsel yang tiba dari Wuhan langsung dibawa ke rumah sakit. "Kami punya standar pemeriksaan yang berbeda dengan Tiongkok dan kami telah melakukan pemeriksaan lagi di dalam pesawat dan memisahkan orang-orang yang menunjukkan gejala-gejala ke lantai dua pesawat," kata Wakil Menteri Kesehatan Kim Gang-lip.
"Sebanyak 350 lainnya akan dibawa ke fasilitas-fasilitas penginapan sementara. Di sana, staf medis akan memberikan bantuan karantina dan medis bagi mereka selama 14 hari di bawah pengawasan terus-menerus tanpa mereka bisa keluar atau dikunjungi tamu."
Orang-orang yang dibawa pulang dari Wuhan itu akan diisolasi di dua fasilitas di Asan dan Jincheon, kota-kota yang terletak 80 kilometer dari selatan Ibu Kota Korsel, Seoul.
Rencana itu memicu reaksi keras dari para warga sekitar. Pada Kamis (30/1), beberapa di antara mereka melemparkan telur dan mengeluarkan sumpah serapah terhadap para pejabat yang berkunjung dengan tujuan untuk menghentikan kemarahan. Ratusan polisi berjaga-jaga di fasilitas di Asan dan Jincheon.
Warga Korea Selatan yang mendaftar untuk dibawa dengan penerbangan sewaan berjumlah 720 orang. Namun, kementerian luar negeri Seoul mengatakan bahwa jumlah penerbangan kemungkinan harus dikurangi menjadi satu atau dua kali saja. (ant/dil/jpnn)