Kramat Tunggak, Kawasan Merah yang Kini Jadi Pusat Dakwah
Mantan PSK Jadi Pedagang, Tukang Parkir Jadi TakmirSenin, 27 April 2009 – 08:01 WIB
Meski demikian, itu tidak berarti praktik prostitusi di lokasi tersebut lenyap sama sekali. Tati yang juga seorang mantan pekerja seks komersial itu menuturkan pada hari-hari tertentu masih ada belasan wanita malam yang nekat mangkal di sekitar lokasi tersebut. ''Apalagi masih ada beberapa kafe yang tetap buka sampai sekarang,'' terang wanita yang kini beralih pekerjaan sebagai pedagang makanan itu.
Jawa Pos mendapati belasan kafe ilegal dan bar di sepanjang Jalan Bhayangkara Tugu dan Jalan Kramat Raya. Lokasi itu berdekatan dengan Islamic Center yang terletak sekitar 50 meter dari stasiun polisi Koja. Namun, nyaris sebagian besar kafe itu mulai sekarat dan tidak tiap hari beroperasi. Bahkan, ada juga yang hanya beroperasi pada hari-hari libur dan akhir pekan. ''Banyak yang tutup atas inisiatif sendiri,'' tutur Tati.
Malam Minggu kemarin, Jawa Pos mendapati sejumlah PSK yang tengah mangkal di sekitar lokasi tersebut. Di antaranya, ada di perempatan Waru yang terletak satu kilometer dari kompleks JIC. Harga yang dipatok para PSK di lokasi tersebut Rp 150 ribu sampai Rp 400 ribu sekali kencan. ''Namun, para PSK yang bekerja secara sembunyi-sembunyi tersebut tidak menyediakan kamar karena bisa digerebek warga,'' terang wanita yang sudah menetap di Kramat Tunggak sejak 1984 tersebut.