Kreasi Hamzah
Oleh Dahlan IskanHarga porang di tingkat petani sekarang ini sekitar Rp 7.500/kg. Dalam bentuk umbi bersih.
Tiba di pabrik umbi itu dicuci dengan mesin. Sisa-sisa tanahnya harus tidak ada lagi. Lalu dihancurkan. Diperah.
Perahan porang itu dicampur air yang banyak. Dialirkan melingkar-lingkar. Agar unsur oksalat yang ringan terpisah dari glukomanan yang berat. Glukomanan yang mengental itulah yang jadi tepung. Disebut tepung konyaku.
Cairan oksalatnya dibuang. Unsur oksalat itulah yang membuat umbi porang gatal. Tidak bisa dimakan. Bahaya. Oksalat bisa merusak ginjal.
Mesin pemisah oksalat itu harganya bisa Rp 1,5 miliar. Impor. Namun Hamzah bisa menciptakannya dengan harga Rp 400 juta.
Tepung konyaku itulah yang jadi bahan baku makanan. Di Jepang menjadi mie. Atau beras.
Mie/beras dari porang itu disebut shirataki. Dijual di toko-toko bahan makanan Jepang. Di Jakarta harga beras shirataki itu Rp 260.000/kg.
Anak saya ternyata sudah lama selalu makan nasi shirataki. Isna Iskan itu. Sejak lama. Sejak ingin badannya bagus.