Kultur Intelektual Minang yang Membuat Bung Karno Membangun Doktrin Indonesia Kuat
Hasto lalu membeberkan bagaimana dalam peta geopolitik di kawasan Indo-Pasifik, Samudera Hindia menjadi pusat pertarungan hegemoni negara-negara maju. AS membangun 13 pangkalan militer. Inggris, Australia, Malaysia, dan Singapura membentuk aliansi pertahanan.
Bagi India, Samudera Hindia dipandang sebagai jalur transportasi yang hangat. Bagi Tiongkok, kawasan ini juga sangat penting dengan menjadikan Myanmar sebagai pintu gerbang kepentingan Tiongkok di Samudera Hindia.
Dari perspektif geoekonomi, Samudra Hindia merupakan kawasan di mana 70 persen jalur perdagangan dunia berada. Di kawasan ini menjadi jalur utama minyak dan gas bumi.
“Dengan demikian, Samudera Hindia secara geopolitik, geostrategi, dan geoekonomi sangatlah penting bagi kepentingan nasional Indonesia. Karena itulah, Sumatera Barat harus dikembangkan dalam cara pandang geopolitik,” tegas Hasto.
Alumnus UGM itu juga menilai Sumatera Barat harus bergerak progresif bagi kamajuan bangsa dengan cara pandang dan kepemimpinan strategis yang melihat ke luar.
“Guna mewujudkan hal tersebut, nilai-nilai yang hidup sebagai bagian dari strategic culture seperti Tungku Tigo Sajarangan, sangatlah penting untuk membangun keunggulan dengan bertindak keluar,” beber Hasto.
Dalam misi inilah Universitas Negeri Padang memiliki tugas sejarah. Kampus harus mempercepat transformasi kemajuan melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mengedepankan riset dan inovasi.
“Hanya dengan cara itulah kepemimpinan Sumatera Barat bagi Indonesia dan dunia dapat digelorakan kembali,” kata Hasto.