Kunjungi Museum Prabu Siliwangi, Ketum AMI Ingin Pemerintahan Baru Lestarikan Seni Budaya
Putu Rudana mengatakan bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai dan mampu mengawal memori kultural bangsanya, mengawal sejarah yang begitu besar dan luar biasa.
Dia mencontohkan bahwa di negara lain seperti Jepang, Tiongkok; maupun bangsa-bangsa Eropa maupun Amerika, penghargaan dari negara dan masyarakat begitu tinggi terhadap seni budaya, serta mampu menampilkan dan menarasikannya.
"Sehingga menjadi destinasi pariwisata dan pendidikan yang utama dan pertama. Dan jika berkunjung ke suatu kota atau negara, tentunya museumlah yang dikunjungi pertama," ujar Putu.
Maka dari itu Putu sangat mengapresiasi sosok Ki Fajar Laksana sebagai prakarsa dan founder Museum Prabu Siliwangi di Kota Sukabumi. Dia menilai Ki Fajar merupakan sosok yang sangat luar biasa, aktif, dan visioner.
Di samping seorang profesor, Ki Fajar juga ahli marketing dan sekaligus tokoh spiritual masyarakat yang disegani di wilayahnya, serta memiliki pondok pesantren dan juga mengoleksi berbagai karya warisan bangsa khususnya budaya dan sejarah sunda.
"Saya lihat secara langsung, bagaimana pelestarian kebudayaan Sunda itu betul-betul menjadi hidup di pondok pesantren dan Museum Prabu Siliwangi. Anak-anak muda berkesenian, ada pencak silat, seni berhubungan dengan budaya Sunda," tuturnya.
Pada kesempatan itu, Putu juga menerima gelar Ki Jaga Waruka Sakabumi dari Ki Fajar Laksana. Gelar itu bermakna sosok/figur atau tokoh yang memiliki kepedulian tinggi sebagai pengawal warisan bangsa, dan pusaka luhur nusantara.
Legislator asal Bali itu juga terharu dan mengapresiasi komitmen Ki Fajar Laksana karena mendoakan dan turut mengawal di barisan terdepan perjuangan dan pengabdian AMI.