Kurang Pemanasan Bisa Picu Serangan Jantung Saat Olahraga?
Selain itu, dr. Fiona mengungkapkan bahwa aliran oksigen akan lebih baik ketika Anda melakukan pemanasan dengan tepat.
Hasilnya, laju metabolisme dan pembakaran kalori tubuh akan meningkat. Pada akhirnya, semua proses tersebut memberikan efek positif terhadap performa seseorang dalam berolahraga.
Selain itu, pemanasan akan membuat otot dan sendi lebih fleksibel, melemaskan ikatan-ikatan jaringan penyambung pada otot dan sendi. Dengan demikian, saat berolahraga tubuh lebih siap menghadapi gerakan-gerakan yang bersifat tiba-tiba dan mampu bertahan pada latihan dengan intensitas berat.
Pemanasan yang tepat dimulai secara perlahan dengan gerakan ringan seperti berjalan atau joging. Gerakan ini akan membuat suhu otot dan inti tubuh Anda meningkat, sehingga membuat Anda berkeringat. Otot-otot tubuh pun akan menjadi lebih elastis dan siap untuk diregangkan.
Setelah gerakan ringan dilakukan selama 5-10 menit, lakukanlah peregangan otot. Fokuskan gerakan pada otot-otot yang banyak digunakan saat berolahraga. Kemudian, tingkatkan intensitasnya secara bertahap.
"Anda dapat memilih untuk melakukan peregangan statis, yaitu dengan mempertahankan posisi tertentu selama 10-30 detik. Atau, Anda juga bisa melakukan peregangan dinamis, dengan menggerakkan otot dan sendi tubuh secara optimal, milsalnya pada gerakan range of motion," tambah dr. Fiona.
Beberapa contoh gerakan range of motion (ROM) adalah menekuk dan meluruskan sendi, menggerakkan dagu menempel ke dada, serta menaikkan dan menurunkan lengan.
Inti dari melakukan pemanasan sebelum olahraga adalah untuk menghindari cedera atau kejadian yang tidak diinginkan lainnya, termasuk serangan jantung. Jadi, mulai sekarang, jangan sepelekan pemanasan menjelang olahraga.(NP/RVS/klikdokter)