Kurikulum Bagus Guru Jelek, Percuma
Kamis, 22 November 2012 – 05:56 WIB
Fakta bahwa sekarang di sekolah-sekolah muncul organisasi-organisasi yang berbasis keagamaan, menjadi praktek fundamentalisme, itu kan jadi masalah. Justru itu terjadi di sekolah-sekolah negeri. Misal di sekolah negeri ceweknya tidak boleh menyanyi karena suara perempuannya adalah aurat. Kemudian ada studi mengatakan, 80 persen mahasiswa di PTN-PTN menolak Pancasila. Itu kan persoalan kita sebagai bangsa. Karena pancasila sudah tidak kita anggap sebagai perekat sebagai bangsa.
Soal pendidikan berbasis TIK, apa nanti tidak terkendala di daerah yang sulit akses internetnya?
TIK itu sekarang dihapus di kurikulum yang akan datang, karena TIK itu adalah bagian dari sarana. TIK itu kan diterjemahkan sebagai pendidikan keterampilan komputer. TIK itu harus jadi sarana, bukan tujuan. Jadi sekarang tidak relevan ada pelajaran TIK, kemarin-kemarin iya. TIK itu akan jadi sarana untuk pembelajaran.
Anda bilang perubahan kurikulum adalah keputusan politik. Kalau melihat kondisi pendidikan sekarang, apa perlu kurikulum pendidkan nasional diubah?