Kurikulum Matematika Makin Melenceng
Selasa, 19 Juli 2011 – 20:52 WIB
“Dalam mengerjakan matematika itu bukanlah mengutamakan kecepatan berpikir, tetapi harus mengutamakan pemahaman. Karena ilmu matematika kan ilmu pasti,” imbuhnya.
Lebih lanjut Saladin menambahkan, lembaga-lembaga bimbingan belajar kerap kali memberi rumus cepat ke para peserta bimbingan. Namun, kata Saladin, pengajar di bimbel tidak sadar bahwa yang mereka lakukan tersebut telah merusak kurikulum yang telah dirancang dengan rapi. Akibatnya, ada efek negatif di saat para murid tersebut belajar matematika di jenjang perguruan tinggi.
"Banyak mahasiswa yang pandai menggunakan rumus cepat, ternyata dia tidak bisa mengerjakan soal-soal matematika di perguruan tinggi. Sedangkan, mahasiswa yang berasal dari daerah pedalaman dan tidak mengenal bimbel, justru bisa mengerjakan soal-soal matematika di perguruan tinggi. Karena apa? Karena pemahaman tentang matematika mereka masih lurus, tidak ada penyelewengan,” ketusnya.