Kurikulum Vokasi Harus Fokus pada Kemampuan Soft Skill
"Saya melihat masalah yang dihadapi lulusan vokasi karena industri tidak puas dengan kemampuan lulusan vokasinya. Karena yang dipikirkan banyak lulusan. Lah, kalau lulusannya enggak bisa team work, enggak bisa ngomong ya percuma," ujarnya.
Wikan kembali menegaskan, dalam kurikulum, kemampuan soft skill harus diutamakan. Kalau itu bisa dilakukan, lulusan yang dihasilkan akan memiliki standar yang dibutuhkan industri.
"Outcome-nya adalah daya saing dan produktivitas industri naik karena SDM-nya unggul. Setelah itu industri mesti memberi gaji yang layak dan jenjang karir harus jelas. Jangan sampai lulusan vokasi ini gajinya enggak layak. Industri harus menghargai lulusan vokasi," tuturnya.
Dengan makin banyaknya lulusan vokasi yang sukses, tambah Wikan, akan berdampak pada ketertarikan siswa masuk SMK atau perguruan tinggi vokasi. (esy/jpnn)