Kurs Rupiah Hari Ini Melemah, Mendekati Rp 14.000 per USD
jpnn.com, JAKARTA - Kurs rupiah hari ini (23/4) kembali mengalami pelemahan hingga menyentuh level Rp 13.900 per USD.
Ketua Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman mengaku ketar-ketir. Lantaran, pelemahan ini mempengaruhi harga bahan baku yang diimpor dari luar negeri dengan mata uang Dolar AS.
"Ada pengaruh ke bahan baku dan kedua, energi," ujar Adhi ditemui di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (23/4).
Adhi menilai kurs rupiah saat ini masih diambang batas toleransi. Titik kritisnya adalah apabila menyentuh level Rp 14.000 per USD. Dia menjelaskan, para pelaku usaha Mamin mengharapkan Rupiah tidak bergerak terlalu drastis, sebab hal itu akan mempengaruhi perencanaan tahunan yang telah dibuat.
"Jangan naik, jangan turun terlalu drastis. Kita sudah punya banyak kontrak dengan pembeli luar negeri juga tahunan. Kalau tiba-tiba melonjak naik itu kan agak repot juga," jelasnya.
Dia menambahkan, tahun lalu neraca perdagangan mamin mengalami defisit sekitar USD 1,3 miliar. Tapi, kata Adhi, secara keseluruhan kinerjanya masih positif, termasuk yang semi olahan dengan penyumbang terbesar yaitu olahan dari sawit.
"Kalau keluarkan (ekspor) sawit memang negatif (harganya), tapi kalau dengan sawit (neracanya) masih (bisa) positif," lanjutnya.
Adhi mengatakan kinerja perdagangan Mamin seharusnya bisa seimbang. Apabila tinggi impor bahan baku dapat ditutup dengan tingginya ekspor bahan mamin jadi. Salah satu yang diandalkan industri Mamin Indonesia adalah biskuit hingga susu cair.