Kutip Ayat Suci, Abah Ajak Publik Akui Prestasi Jokowi
jpnn.com, JAKARTA - Calon Wakil Presiden (Cawapres) KH Ma'ruf Amin menyampaikan klarifikasi soal pernyataannya tentang ‘budek dan buta’ yang dianggap bentuk kemarahan. Pendamping Joko Widodo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 itu menegaskan, istilah ‘budek dan buta’ bagi pihak yang tak mau mengakui kenyataan itu merupakan terminologi yang lazim dalam Alquran.
Abah -panggilan akrab Kiai Ma’ruf- mengaku menyampaikan pernyataan tentang ‘budek dan buta’ saat memaparkan capaian prestasi Presiden jokowi. Menurutnya, semua pembangunan yang dilakukan di era Presiden Jokowi seperti jalan tol, bandara, pelabuhan, waduk dan saluran air bisa dilihat secara fisik.
Selain itu, Presiden Jokowi juga memiliki program untuk membangun sumber daya manusia. Antara lain melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang penerimanya mencapai puluhan juta orang.
"Itu sudah jelas bisa dilihat dan didengar. Jadi kalau ada yang menafikan, tak mau melihat kenyataan itu, tak mau mendengar kenyataan itu, kan jadinya seperti orang buta, kayak orang budek, yang tak mau melihat kenyataan, mendengar informasi soal prestasi itu," beber Kiai Ma'ruf kepada wartawan di rumahnya, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (10/11).
Kiai Ma’ruf pun menepis anggapan yang menyebutnya marah-marah karena sampai mengeluarkan kata-kata budek dan buta. Sebab, mantan rais aam syuriah Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) itu tidak sedang melontarkan tuduhan ke pihak lain.
Ma'ruf memastikan menyampaikan itu dengan nada santun. Menurutnya, dalam Surah Albaqarah di Alquran ada istilah summun (tuli), bukmun (bisu) dan umyun (buta).
"Nah, sepertinya orang itu yang dalam Alquran disebut ?ummun, bukmun, umyun. Budek, bisu dan buta,” kata Ma'ruf.
"Artinya orang yang tak mendengar, orang yang tak mau melihat, yang tak mau mengungkapkan kebenaran itu namanya bisu, budek, buta," papar Ma'ruf.