Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Lacak Jejak Gamelan Kuno sampai ke Gresik

Kamis, 19 Juni 2008 – 10:16 WIB
Lacak Jejak Gamelan Kuno sampai ke Gresik - JPNN.COM
Ki Sumarsam

jpnn.com - Ki Sumarsam, doktor ahli gamelan yang sudah 37 tahun mengajar di Wesleyan University, Amerika, pulang ke tanah air untuk menelusuri jejak peninggalan produsen gamelan di masa lampau. Apa yang menyebabkan dia tertarik ke Gresik, Jatim?

 
  HAMPIR empat dekade tinggal di luar negeri ternyata tak mengubah “kejawaan” Sumarsam. Aksen dan tutur kata doktor lulusan Universitas Cornell, Amerika, masih seperti bahasa ibunya di Bojonegoro, Jatim. Mengenakan kemeja baju putih lengan pendek serta kaca mata dengan bingkai plastik warna hitam, Pak Sam, panggilan akrabnya, sepintas seperti umumnya orang Indonesia.

Sejak berangkat dari tempatnya mengajar di Middletown, Negara Bagian Connecticut, Amerika, Sumarsam memang sedang penasaran dengan gamelan dari Gresik. Sebab, dari literatur yang dia baca, kota yang dulu masuk karesidenan Surabaya adalah salah satu produsen gamelan terkemuka di tanah Jawa.

   Tentang gamelan di Gresik orang memang jarang tahu. Namun, Sumarsam memiliki bukti-bukti literatur yang menguatkan hal itu. Bapak dua anak itu makin penasaran karena Gubernur Jenderal Inggris Sir Stamford Raffles juga pernah menyebutkan hal yang sama. Apalagi, literatur lain juga menyebut bahwa gamelan memang diproduksi di daerah-daerah pesisir seperti Gresik. ’’Makanya, gamelan kan sampai sekarang diproduksi di Semarang. Nah, Gresik itu juga disebutkan salah satunya,’’ kata suami Oerip Sri Maeni itu.

 ’’Itu yang sekarang sudah jarang (ditemui). Misalnya gamelan surapinggan, mataraman, pelog miring, dan sekaten,’’ katanya.

Gamelan-gamelan itu sudah mulai jarang terlihat. Padahal, adalah salah satu bagian penting dari karya budaya Jawa. Barang itu pula yang dicari saat bertandang ke GNI di Gresik. Sebab, menurut beberapa orang, beberapa gamelan kuno itu masih ada. ’’Katanya tersimpan di salah satu ruangan di GNI’’ ujarnya.

Sayangnya, ketika hendak melihat benda-benda itu, pintu gudang Soal gamelan, Sumarsam memang ahlinya. Maklum, sejak kecil dia sudah akrab dengan alat musik tradisional. Bahkan, ketika berusia delapan tahun, dia sudah ’’magang’’ di sebuah rombongan musisi tradisional di desa kelahirannya di Dander, Bojonegoro. ’’Sejak saya masih kanak-kanak, saya sudah biasa memainkan kendhang dan saron,’’ ungkapnya.

Ketertarikan Sumarsam pada gamelan membuatnya hijrah ke Solo. Di kota itu dia melanjutkan pendidikan formal tentang gamelan di Konservatori Karawitan Indonesia (Kokar), Surakarta. Lulus pada 1964, Sumarsam menjadi pengajar freelance di SMP Kasatriyan, Surakarta sebelum akhirnya diangkat menjadi pengajar tetap di Kokar pada tahun berikutnya.

Ki Sumarsam, doktor ahli gamelan yang sudah 37 tahun mengajar di Wesleyan University, Amerika, pulang ke tanah air untuk menelusuri jejak peninggalan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News