Ladies, Jangan Ragu Periksa Jika Mengidap Kanker Payudara
jpnn.com, BEKASI - Puskesmas Kelurahan Pejuang mengimbau warganya untuk terbuka jika mengidap penyakit kanker payudara. Sebab, kanker payudara saat ini menempati urutan pertama dari 10 kanker terbanyak di Indonesia.
Menurut dokter umum di Puskesmas Pejuang, Amalia, angka harapan hidup pasien sebenarnya tinggi jika kankernya ditemukan sejak stadium dini. Pada 2017 lalu, pasien yang terdeteksi kanker payudara ada 10 orang.
“Ada 10 orang yang positif pengidap kanker payudara, dua di antaranya sudah positif parah,” ujar Amalia, Senin (12/2).
Amalia menjelaskan, ada beberapa cara mendeteksi kanker. Misalnya saja pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) yang dilakukan sebulan sekali, serta pemeriksaan oleh tenaga medis dengan bantuan alat seperti mamografi, ultrasonografi, dan MRI (magnetic resonance imaging).
Wanita yang beresiko tinggi terkena kanker payudara adalah mereka yang haid sebelum usia 12 tahun, hamil anak pertama di usia lebih dari 30 tahun, tidak pernah hamil dan menyusui, memakai kontrasepsi hormonal, serta terlambat menopause di usia lebih dari 50 tahun.
Kepala Puskesmas Pejuang, dr Hanin menambahkan jika untuk mendeteksi secara dini bagi pengidap kanker payudara sangatlah mudah, ada dua cara yaitu, mendeteksi sendiri.
Pemeriksaan payudara sendiri umumnya bertujuan untuk mengetahui bentuk payudara normal, menyadari ada tidaknya perubahan pada payudara, dan agar perubahan apa pun bisa segera dikonsultasikan dan tidak terlambat ditangani.
“Bagaimana Cara Memeriksa Payudara? Waktu terbaik untuk melakukan “Sadari” adalah beberapa hari setelah periode menstruasi Anda berakhir. Pada masa menstruasi, kadar hormon berfluktuasi sehingga menyebabkan perubahan pada tubuh, termasuk payudara yang mengencang, lalu jika memang adanya benjolan, dan jika ada tanda tersebut lebih baik datang langsung ke Puskesmas untuk melakukan pemerikasaan lebih lanjut,” sarannya. (dyt/gob)