Lah, Satgas Anti-Mafia Sembako Bentukan Bareskrim Malah Diragukan
jpnn.com - JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane meragukan efektivitas Satuan Tugas (Satgas) Pengendalian Harga Bahan dan Makanan Bareskrim Polri. Menurutnya, satgas seperti ini bukan pertama kali dibentuk.
Neta mengatakan, pembentukan satgas itu justru ibarat sebuah rutinitas ketika ada even-even penting. Namun, tapi hasil kerjanya tidak pernah jelas.
Neta bahkan melncatat hasil tangkapan satgas dari Mabes Polri tidak pernah diseret ke meja hijau. "Tidak pernah ada satu pun yang jelas-jelas dihukum lewat pengadilan," katanya kepada JPNN, Sabtu (11/6).
Ia lantas mencontohkan kasus penimbunan bahan bakar minyak beberapa waktu lalu. "Tapi, publik tidak pernah mendengar para penimbunnya diadili," kata Neta.
Begitu juga saat terjadi kebakaran lahan di Sumatera dan Kalimantan, Mabes Polri juga membentuk satgas dan bahkan susah menetapkan sejumlah orang sebagai tersangka. Namun, tindak lanjutnya tak pernah jelas.
“Bagaimana penyelesaian kasusnya di pengadilan? Semua hanya basa-basi dan seremonial," ulasnya.
Karenanya Neta menduga satgas pemantau sembako bentukan Bareskrim itu akan bernasib sama dengan satgas-satgas sebelumnya. "Sebab soal spekulan harga sembako dan daging itu tidak hanya sebatas kelas pedagang," ujarnya.
Selain itu Neta juga mengatakan, langkah satgas pemantau harga sembako itu menerjunkan personel ke pasar-pasar juga tak akan efektif. Terlebih, mafia pengatur harga sembako tidak di tingkat pasar, tapi justru pada level yang lebih tinggi.