Laju Inflasi Indonesia Dinilai Masih On The Track Dibandingkan Negara Lain
“Jadi, itu kan ada gap. Itu mencerminkan bagaimana produsen walaupun bahan bakunya itu sudah naik dia tidak menaikkan harga konsumennya. Harga akhirnya itu sebesar kenaikan harga bahan baku. Kedelai naik 100 persen, tempenya mungkin naik cuman 50 persen atau gandum sudah terbang tinggi harganya tetapi harga roti termasuk Indomie belum naik terlalu tinggi,” imbuhnya.
Kedua, lanjut Piter, Indonesia berhasil mengendalikan inflasi karena adanya subsidi energi dari pemerintah kepada masyarakat, seperti bahan bakar minyak (BBM), gas, listrik. Bahkan Presiden Jokowi menyebutkan telah mengeluarkan subsidi sebesar Rp 502 triliun untuk menekan harga pasar.
Menurut Piter, penyebab harga-harga masih bisa bertahan adalah adanya subsidi, BBM, gas listrik itu kita masih subsidi.
“Nah, itu tidak ada di negara lain dua faktor ini, tidak ada di negara lain. Produsen tidak bisa melakukan itu karena faktor kedua yaitu tidak adanya subsidi dari pemerintah terutama dari sisi energi,” bebernya.
Diketahui, harga minyak mentah saat ini, harga keekonomian pertalite Rp 17.100 per liter. Sementara, Indonesia masih menjual di harga Rp 7.650 per liter. Begitu juga solar harga keekonomiannya saat ini Rp 19 ribu per liter namun Pertamina masih menjual Rp 5.150 per liter.
Di negara lain di dunia harga pertalite menjadi Rp17 ribu per liter dan bahkan ada yang Rp 31 ribu per liter. Pertamax pun saat ini harganya disubsidi sehingga hanya dijual Rp 12.500 per liter, karena harga keekonomiannya sebetulnya Rp 17.300 per liter.
“Kan kita tahu kalau di Eropa di Amerika itu harga di BBM itu sudah naik berkali-kali lipat setidaknya dua kali lipat harganya ada yang mendekati 3 kali lipat jadi itu benar-benar mendorong kenaikan inflasi,” ucap Piter.
Piter berharap dan mendorong pemerintah dapat terus menjaga inflasi itu terkendali dan untuk itu syaratnya adalah pemerintah tidak menaikkan harga BBM subsidi, termasuk tidak menaikkan listrik subsidi sebab kalau itu terjadi inflasi bisa meledak.