Langkah Jokowi Tingkatkan Mutu Vokasi Dinilai Tepat untuk Bangun SDM Handal
"Karena itu pengembangan SDM-nya lebih menekankan profesional, apeks inovasi dan aspek vokasi dan aspek jaringan dan pembangunan kapasitas capacity bulding karena arahnya Indonesia Emas 2045. Jadi hampir semua SDM diarahkan ke sana," kata Trubus.
Yang dilakukan Jokowi, kata Trubus, sebenarnya bukan hal baru selama terkait pembangunan SDM. Hanya saja, menurutnya, apa yang disampaikan Jokowi berusaha mejauhi jargon dan lebih bersifat praktik.
"Jadi praktik-praktik profesional itu mislanya seseorang diberi pelatihan-pelatihan, penambahan skill salah satu unsurnya dia meluncurkan tiga kartu itu, Katu Prakerja salah satunya," ujar Trubus.
Menurut Trubus, Kartu Prakerja itu diharapkan memberi bekal kepada calon pencari kerja fresh graduate untuk memperoleh pekerjaan dengan menambah skill keterampilan melalui pendidikan latihan dan yang lainnya.
"Itu dianggap oleh Pak Jokowi langkah yang paling strategis untuk percepatan pengemabngan SDM," jelas dia.
Meski begitu, lanjut Trubus, dari sisi kebijakan publik dirinya tidak menyetujui sepenuhnya terhadap apa yang disampaikan Jokowi. Karena, menurutnya, untuk mencapai SDM yang profesional butuh proses.
"Jadi ada input, proses, sampai output. Nah prosesnya ini kan harus melalui bertahap. Jadi tidak bisa manusia itu seperti yang dibayangkan Pak Presiden seperti AI, artificial intelligence. Jadi semuanya bisa serta instan cepat seperti itu, memang di negara-negara lain seperti Korea Selatan itu memang layanan publik atau birokrasi bisa cepat karena adanya artificial intelligence. Pertanyaannya, apakah di Indonesia bisa?" tandasnya. (dil/jpnn)