LaNyalla Bangga Indonesia Ekspor Masker dan Alkes Rp 2,97 T Saat Pandemi Corona
Tak hanya itu, keberhasilan ekspor masker dan alkes oleh Indonesia juga menunjukkan sisi positif lainnya.
Di saat banyak sektor usaha yang terkena dampak, kata LaNyalla, industri masker dan alkes justru mengalami peningkatan pesat saat pandemi.
Pelaku industri masker dan alat kesehatan lainnya mampu membuktikan tetap produktif di tengah pandemi.
"Tentunya hal ini akan berdampak baik terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia," tutur mantan ketum Kadin Jawa Timur itu.
Menurut informasi dari Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, jumlah ekspor masker dan alkes senilai Rp 2,97 triliun itu terdiri dari USD 73,3 juta ekspor masker bedah, USD 62,2 juta masker kain, USD 36,9 juta meltblown non-woven dari filamen buatan, USD 23,8 juta meltblown selain filamen buatan, USD 11,7 juta gaun bedah, dan USD 1,5 juta pakaian pelindung medis (coverall). Ini merupakan data hingga Agustus 2020.
Menurut data Kemenperin, pelaku industri masker dan alkes di Indonesia bisa memproduksi sekitar 37,1 juta coverall setiap bulannya. Mereka juga dalam sebulan mampu memproduksi 24,5 juta surgical town atau gaun bedah, 343,8 juta masker bedah, dan 360 ribu masker N95.
LaNyalla pun mendorong agar pemerintah terus memberi dukungan kepada pelalu industri masker dan alkes pencegahan Covid-19, baik melalui bantuan dana modal, kemudahan izin usaha, maupun berbagai pelatihan.
Dengan begitu, katanya, Indonesia juga mampu memenuhi kebutuhan negara-negara tetangga yang membutuhkan masker serta alat kesehatan lain dalam berjuang melawan Covid-19.