Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Lari; Murah dan Praktis, Tetap Berisiko Cedera

Kamis, 09 Oktober 2014 – 11:00 WIB
Lari; Murah dan Praktis, Tetap Berisiko Cedera - JPNN.COM
RIANG: Lari bersama-sama terasa lebih menyenangkan. Bagi pemula, hindari memaksakan diri terlampau keras. Foto: Puguh Sujiatmiko/Jawa Pos

Berikutnya, ketika berlari lantas merasakan sakit yang menusuk di bagian paha belakang. Inilah cedera otot hamstring. Biasanya itu terjadi pada saat seseorang langsung berlari dengan kecepatan tinggi sehingga otot paha tertarik melebihi batas kemampuan atau tidak siap.

’’Lakukan pemanasan yang cukup untuk melemaskan otot sehingga otot tidak kaget. Untuk pelari pemula, jangan langsung berlari dengan kecepatan tinggi. Latih dengan speed rendah dulu, lalu tingkatkan sedikit demi sedikit,’’ lanjut alumnus FKUI Jakarta tersebut.

Pada lutut, gangguan yang sering terjadi adalah cedera tulang rawan sendi, khususnya di lutut bagian depan. Patellofemoral pain syndrome (PFPS) ini sering juga disebut runner’s knee. ’’Gejalanya, lutut tidak bisa dilipat secara optimal, sangat nyeri saat bangkit dari posisi duduk dan ketika naik-turun tangga. Untuk memastikan diagnosisnya, lakukan pemeriksaan MRI. Sebab, bila hanya dirontgen, sering tidak terlihat karena yang bermasalah adalah sendi, bukan tulang,’’ beber Andre.

Dia mengingatkan, cedera pada lutut tidak bisa diabaikan. Bila memaksakan diri berlari, kondisi akan jadi lebih buruk dan bisa mengakibatkan disfungsi lutut. ’’Cedera pada lutut dapat memicu kerusakan pada jaringan lunak, misalnya ligamen putus,’’ terangnya.

Selain itu, cedera tulang kering atau shin splints kerap membayangi para pelari. Cedera tersebut disebabkan tekanan yang berlebihan pada tulang kering dan jaringan yang menghubungkan otot ke tulang. Sementara itu, cedera yang menyerang bagian kaki, antara lain, achilles tendinitis, nyeri pada tumit, dan patah tulang pada jari-jari kaki.

Pertolongan pertama pada cedera saat berlari adalah menggunakan metode RICE (rest, ice, compress, elevated). Yaitu, segera mengistirahatkan tubuh, kompres bagian yang cedera menggunakan air dingin (es), bebat bagian yang cedera tersebut, dan berbaring dengan posisi kaki lebih tinggi untuk mengurangi pembengkakan. Selanjutnya, konsultasikan dengan dokter agar diperoleh diagnosis yang akurat sehingga penanganannya tepat. (nor/c17/nda)

Olahraga lari jadi favorit banyak kalangan. Selain mudah dilakukan, lari tidak se-complicated olahraga lain. Meski begitu, bukan berarti lari bebas

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close