Latihan Gulkonsis Agar Aparat Sigap Hadapi Ancaman Terorisme
Mantan Kapolda Jawa Barat dan Kepala Divisi Humas Polri ini berharap latihan ini dapat meningkatkan kesiapsiagaan aparat seluruh aparat terkait dalam menghadapi ancaman terorisme, khususnya di lingkungan bandara.
“Kita lihat tadi ada Satuan 81 /Penaggulangan Teror Kopassus, Denjaka TNI AL, Satuan Bravo 90 Paskhas TNI-AU, Densus 88, Brimob Polri, Avsec, Imigarasi, Bea Cukai. Semua bekerja sama bagaimana mereka mengambil peran masing-masing supaya cepat dalam mengatasi dan menanggulangi kondisi krisis di bandara saat ada ancaman terorisme. Ini kita latihkan terus supaya cepat gerakannya,” ujarnya.
Untuk itu menurut alumni Akpol tahun 1985 yang dibesarkan di Korps Reserse Polri ini, semua perjalanan selama latihan tersebut akan disimpan dan didokumentasikan secara digital yang selanjutnya akan diberikan ke masing-masing kesatuan untuk bahan pembelajaran.
“Dari situ nanti akan menjadi bahan untuk evaluasi. Makin lama sering latihan tentunya harus semakin baik dan semakin cepat. Ini agar jangan sampai nanti dihadapkan dengan kondisi yang sesungguhnya kita jutru malah tidak siap. Jadi pelatihan simulasi seperti ini sangat penting,” ujar pria kelahiran Jakarta, 10 mei 1962 ini.
Dirinya menggambarkan bahwa di penutupan latihan tersebut disimulasikan juga bagaimana seorang penumpang membawa barang-barang yang berbahaya yang ternyata sudah di back up oleh teman atau jaringannya yang ada di luar dan melakukan pemaksaan-pemaksaan.
“Ini yang harus cepat dalam melakukan tindakannya untuk menanggulanginya. Kalau kita tidak berlatih tentunya akan lambat. Dari timming saja kita bisa ketinggalan,” ujar pria yang pernah menjadi Wakapolda Metro Jaya ini.
Menurutnya senjata di teroris itu bermacam macam, dan bahkan tidak menutup kemungkinan kelompok teroris juga mengguankan senjata dari unsur KBRN (Kimia, Biologi, Radioaktif dan Nuklir) plus explosive.
Hal tersebut juga ditunjukan dalam latihan tersebut agar pihak terkait dapat mengatasinya jika terjadi ancaman seperti itu.