Layar Anak Indonesiana Meriahkan Festival Film Dokumenter di Yogyakarta
Akan halnya anak-anak yang ingin tahu lebih jauh mengenai proses pembuatan film dan perjalanan dari rumah panjang di Kabupaten Sintang ke Yogyakarta, hal itu dijawab bergantian oleh Deny, Rani, Meimei, dan Lisa.
“Kebetulan, kami sudah sangat dekat dengan keluarga-keluarga di Ensaid Panjang, terutama Meimei dan Lisa, sehingga proses pendekatan selama pembuatan film tidaklah sulit,” ujar Rani.
“Kami memberi ruang bagi Meimei dan Lisa untuk bicara dalam Bahasa Iban sehingga mereka lebih komunikatif,” tambah Deny.
“Ya saya bicara apa adanya sesuai pertanyaan dari sutradara, bukan menghafal dialog,” kata Meimei.
Dia berharap perfilman Indonesia ke depan seperti Layar Anak Indonesiana yang diselenggarakan BMK dapat menjadi pilot project dan medium alternatif tontonan yang beragam penuh edukasi dan muatan budaya.
"Selain itu juga mampu mendorong munculnya karya film anak lainnya dari para sineas,” ujar Tonny. (rhs/jpnn)