Lazimnya Pilot Tahu Dinamika Cuaca
jpnn.com - Kecelakaan AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Selat Karimata, Kotawaringan Barat, Kalimantan Tengah pada Minggu, 28 Desember 2014 memang meninggalkan trauma. Namun trauma itu seharusnya tidak menjadi kendala bagi penumpang yang hendak menggunakan jasa moda pesawat terbang.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Andi Eka Sakya mengatakan pilot dan maskapai punya standar keselamatan. "Pilot dan maskapai sudah memiliki standar keselamatan dan flight plan yang baik sebelum melakukan penerbangan,” kata Andi Eka Sakya kepada Rakyat Merdeka (Grup JPNN.com), di Jakarta.
Andi mengakui perkiraan cuaca selama Januari 2015 intensitas hujan meninggi dan kurang baik. Namun kata dia, perkiraan cuaca ini tidak perlu dijadikan alasan untuk takut bepergian dengan pesawat. Seperti apa sistem informasi cuaca dalam sistem penerbangan yang dikorelasikan dengan laporan BMKG? Berikut petikan wawawancara lengkapnya:
Pesawat AirAsia ditemukan dengan berbagai kontroversi, termasuk laporan fisik cuaca yang tidak diambil sebelum penerbangan, ini bagaimana?
Pokoknya begini, sistem informasi cuaca yang diberikan kepada masyarakat hingga di penerbangan cukup baik dan sesuai dengan prosedur yang ada. Dinamika perubahan cuaca sangat cepat sekali dan tim BMKG selalu mengupdate informasi cuaca kepada masyarakat untuk setiap perubahan yang terjadi. Informasi cuaca tersebut mudah diakses oleh semua elemen masyarakat. Masalah laporan cuaca yang dirilis oleh BMKG sempat menimbulkan kontroversi terkait kecelakaan pesawat AirAsia QZ-8501. Pihak AirAsia diketahui baru mengambil dokumen laporan cuaca pada pukul 07.00 WIB atau setelah pesawat itu hilang kontak. Hal ini pula yang membuat Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, marah besar.
Apa yang sudah dilakukan BMKG kepada Menhub?
Saya sudah mengirim surat internal ke Menteri Perhubungan mengenai tindaklanjut arahan Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Memangnya apa arahan Presiden itu?