Lebaran Mik
Oleh: Dahlan Iskan"Saya mengaku salah. Saya akan ganti seluruh biaya yang sudah dikeluarkan. Apa boleh buat," kenang Mik.
Akhirnya si pengusaha memeluk dokter Mik. "Anda orang baik. Gentlemen. Mau mengakui salah," ujarnya. Lalu mengembalikan uang ganti rugi itu. Mungkin saking senangnya ia tidak jadi menderita kanker.
Begitu penting keberadaan tim dalam penanganan operasi pasien. Sejak itu dokter Mik ingin ada bagian kanker di Surabaya yang punya tim andal. Maka lahirlah lembaga penanganan kanker satu atap di RSUS dr Soetomo Surabaya.
Dokter Mik tidak puas dengan lembaga yang sudah diberi nama satu atap itu.
"Atapnya memang satu tetapi sekat-sekatnya banyak," guraunya.
Itulah sebabnya dr Mik membangun sendiri poliklinik kanker. Cita-cita membentuk satu tim yang andal ingin ia wujudkan di klinik Onkologi Surabaya. Ia kirim banyak dokter muda ke luar negeri. Agar mereka bisa belajar pentingnya satu tim yang kuat.
Ia membeli alat mamografi termahal yang pernah ada di Indonesia saat itu. Tapi yang ia utamakan tetap pembentukan tim yang andal.
Pasien klinik ini menjadi terlalu banyak. Tidak mampu menampung lagi. Tapi untuk membangun rumah sakit dokter Mik menyadari: ia bukan pengusaha. Prinsip baik-baru kalah dengan menang-kalah dan untung-rugi.