Lebaran, Pasokan Listrik Jatim Aman
jpnn.com - SURABAYA - Warga Jatim tak perlu khawatir saat merayakan hari raya lebaran. Pasalnya, PT PLN (Persero) wilayah Jatim menjamin tidak terjadi pemadaman saat Lebaran nanti. Sebab, dilihat dari beban pemakaian, BUMN kelistrikan itu mengalami surplus pasokan listrik hingga 3.900 mw.
Deputi Komunikasi dan Bina Lingkungan PLN Pinto Raharjo mengatakan, menghadapi Lebaran, pihaknya melakukan persiapan untuk menjaga pasokan listrik di Jatim dengan menaikkan kesiapan instalasi dan kesiagaan. "Kesiapan ini dilakukan untuk memperkecil kemungkinan gangguan saat Lebaran," kata Pinto kemarin (15/7).
Langkah-langkah yang diambil PLN adalah tidak melakukan pekerjaan instalasi selama masa siaga, berkoordinasi dengan aparat terkait untuk menjaga keamanan instalasi, dan melaporkan secara rutin kondisi operasi sistem.
Apabila terjadi kerusakan atau yang mengganggu jaringan listrik, Pinto menambahkan, PLN siap bertanggung jawab untuk menangani masalah tersebut. "Jaringan aliran listrik seperti jalanan. Ketika ada yang rusak atau harus padam, kita bisa alirkan melalui jaringan yang lain. Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir," ungkap Pinto.
Pada 2014, beban puncak listrik di Jatim mencapai 5.000 mw. Namun, tahun ini beban puncak diperkirakan hanya 4.700 mw, sedangkan kapasitas pasokan listrik mencapai 8.600 mw. "Penurunan pemakaian disebabkan sektor industri yang sekarang mengalami penurunan produksi," ungkap Pinto.
Dia menambahkan, dengan keadaan ekonomi dunia yang sedang sulit dan adanya inflasi, sektor industri cenderung mengurangi konsumsi listrik. Dengan adanya fenomena itu, secara pendapatan PT PLN mengaku tidak merugi. Sebab, perusahaan BUMN listrik tersebut melakukan penyesuaian tarif sejak awal bulan lalu. "Penurunan konsumsi listrik tidak signifikan, hanya 1,5-2 persen. Jadi, tidak berdampak pada pendapatan PLN," kata Pinto.
Sementara itu, penggunaan listrik se-Indonesia saat Lebaran bakal menurun. Meski demikian, seluruh pembangkit tetap disiagakan.
Direktur Operasi Jawa-Bali PLN Supangkat Iwan Santoso menjelaskan, beban puncak rata-rata di wilayah kerjanya mencapai 23 ribu mw. Namun, angka itu turun drastis sampai 15 ribu mw saat libur Lebaran. ''Malah pada Hari Raya Idul Fitri, konsumsi listrik turun sampai 9 ribu mw,'' jelasnya kemarin.