Legislator Minta Aliran KUR Sumut Masuk ke Sektor Ini
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR RI Gus Irawan Pasaribu membeberkan provinsi Sumatera Utara dominan menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian.
Hal itu dibuktikan dari data bahwa wilayah yang terdiri dari 33 kabupaten/kota, dengan jumlah penduduk sebesar 14,8 juta jiwa, struktur perekonomiannya masih ditopang oleh sektor pertanian sebesar 21 persen.
“Saya mendapatkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik) yang menunjukkan bahwa nilai tukar petani di Sumut relatif tinggi. Di tahun 2020 berada pada angka 109, tetapi kalau ditelisik lebih jauh dan ini menjadi tantangan bagi perbankan bahwa itu hanya pada satu sektor saja di atas seratus persen yakni sektor perkebunan rakyat,” ungkap politisi Partai Gerindra tersebut.
Menurut dia, sektor lainnya seperti pangan, holtikultura, perikanan, kelautan di bawah seratus persen, artinya empat sektor tersebut tekor.
"Jadi saya mendorong agar pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk sektor-sektor yang masih nilai tukar petaninya masih di bawah seratus persen,” ungkap Gus Irawan.
Dia pun menekankan bakal terus memonitor dan berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan seperti, OJK, BI, bank-bank Himbara, BPD untuk bisa masuk dalam pemberian KUR pada sub sektor yang nilai tukarnya minus atau tekor.
Gus Irwan berharap adanya terobosan-terobosan yang bisa dilakukan oleh perbankan maupun regulator BI, OJK untuk mendorong lagi untuk pertumbuhan yang lebih besar, secara spesifik seperti pemberian KUR.
“Ada satu pertumbuhan besar, tetapi sesungguhnya kalau dilihat dari potensi data yang ditampilkan baru 72 persen dari potensi, artinya masih ada ruang untuk ekspansi lebih cepat memenuhi 28 persen lagi,” dorong legislator dapil Sumut II tersebut.
Merujuk pada data BPS, bahwa sebelum Covid-19 rata-rata pertumbuhan ekonomi Sumut tumbuh 5,17 persen. Memasuki Covid-19 2020, pertumbuhan ekonomi minus 1,07 persen. Namun, pada triwulan II-2021 perekonomian tumbuh sebesar 4,95 persen.