Lepas dari Mugabe, Masuk ke Mulut Buaya
jpnn.com, HARARE - Sang buaya, Emmerson Mnangagwa, akhirnya muncul ke permukaan. Setelah keberadaannya sempat tidak diketahui setelah dipecat Presiden Zimbabwe Robert Mugabe awal bulan lalu, Rabu (22/11) kemarin, sekitar pukul 18.00 waktu setempat dia dijadwalkan mendarat di Pangkalan Udara Manyame, Harare, Zimbabwe.
Mnangagwa tidak hanya pulang dari pelarian. Dia juga datang sebagai pengganti Mugabe yang akhirnya bersedia mengundurkan diri.
Pemecatan pria 75 tahun itulah yang memicu kisruh politik di Zimbabwe. Mnangagwa dijuluki buaya karena insting politiknya tajam. Dia menunggu dengan sabar, lalu menyerang dengan cepat.
Tampaknya, tekanan terhadap Mugabe untuk segera mundur merupakan salah satu bukti ketajaman strategi politik Mnangagwa. Rencananya, Mnangagwa dilantik sebagai orang nomor satu di negara bekas koloni Inggris tersebut besok.
Namun, banyak pihak yang menilai bahwa Zimbabwe tidak akan banyak berubah di bawah kepemimpinan Mnangagwa. Dia dianggap sama kejinya dengan Mugabe dan terseret dalam beberapa pelanggaran HAM.
Mnangagwa terlibat dalam pemusnahan para pemberontak pada pertengahan 1980-an yang mengakibatkan sekitar 20 ribu warga sipil tewas. Saat itu Mnangagwa bertugas sebagai kepala keamanan dalam negeri.
’’Masa lalu yang gelap itu tidak bakal menghilang begitu saja. Mereka akan mengikutinya seperti segumpal permen karet yang menempel di sepatunya,’’ ujar Piers Pigou, konsultan senior International Crisis Group untuk wilayah Afrika.
”Emmerson Mnangagwa tidak beda jauh dengan Mugabe. Dia haus kekuasaan, korup, dan gemar merepresi rakyat. Dia bahkan jauh lebih keji,” kata Peter Fabricius, pengamat politik dari Afrika Selatan.