Lestarikan Seni, Sultan Dapat Doktor HC
Rabu, 28 Desember 2011 – 04:48 WIB
Menurut dia, elite politik Indonesia saat ini tidak tumbuh dari tradisi kesenian. Padahal, untuk mengalami pendidikan kesenian, seseorang tidak harus menjadi penari, pemain teater, atau perupa. Melainkan, mengajak individu untuk mendalami sensitivitas kemanusiaan.
Selama kesenian belum menjadi bagian dari elite politik, kata Sultan, proses berbangsa akan kehilangan humanisme, sebuah ruang publik yang menumbuhkan rasa kebangsaan. Sejarah berbangsa mencatat, penekanan pembangunan pada aspek politik dan ekonomi memberikan kelimpahruahan sementara serta penuh gejolak.
"Agaknya, itulah pekerjaan rumah yang tidak ringan bagi seniman intelektual di kampus maupun praktisi," ujarnya.