Lewat Bali Buka Jalan Fashion Week di Indonesia
Ika dengan bangga selalu menyebutkan Indonesia sebagai tanah kelahirannya dalam setiap rilis media internasional. Dia juga membawa ’’jiwa’’ Indonesia dalam karya desainnya.
’’Sebagai orang Indonesia, saya terbiasa melihat perpaduan warna dan corak lewat batik. Itu terbawa dalam pola warna rancangan saya,’’ tutur desainer yang enggan menyebutkan tahun kelahirannya karena tidak ingin terpatok usia dalam berkarya itu.
Kreasi busana rancangan Ika kerap menghiasi majalah-majalah fashion dan ditampilkan dalam pekan mode besar, mulai di Hongkong, Korea, Australia, Italia, Argentina, hingga AS. Tapi, perjalanan dalam membesarkan Ika Butoni bukannya tanpa hambatan.
Tidak hanya sekali dua kali karya perempuan yang masuk dalam jajaran senior executive committee Hong Kong Fashion Designers Association itu dijiplak.
Salah satunya, rancangan Ika pada 2004 yang terpampang di cover majalah fashion terkemuka dengan nama perancang lain pada 2011.
’’Sangat mirip. Dan nama yang terpajang sebagai desainer adalah perancang yang cukup populer. Tapi, saya tidak ingin mempermasalahkan. Solusinya, saya membuat karya yang lebih sukar untuk dijiplak. Baik material, cutting, maupun tekniknya,’’ ungkap Ika yang juga hobi memasak itu.
Dia menyebutkan, bekerja dalam industri fashion memiliki tensi tinggi. ’’Sekalipun saya sangat mencintai fashion, ada kalanya kita stuck. Kalau sudah begitu, biasanya saya terapi dengan memasak,’’ katanya.
Setelah BFW ditiadakan, tidak berarti kontribusi Ika untuk tanah air berhenti. Dia terus membagikan ilmunya untuk masyarakat. Pada 2006, Ika membuat Bali Export Development Organization (BEDO) yang kini bertransformasi menjadi Business Export Development Organization.