Lewat StoryChopsticks, Anak-anak Bisa Belajar Bahasa Mandarin dengan Cara Seru
jpnn.com, JAKARTA - StoryChopsticks menawarkan metode pembelajaran Bahasa Mandarin yang menarik melalui story telling, flash card, dan praktik membuat cerita setiap minggunya.
Terlebih bahasa Mandarin merupakan bahasa populer kedua di dunia setelah Bahasa Inggris. Berdasarkan data Statista.com, jumlah penutur Bahasa Mandarin mencapai 1,120 miliar di seluruh dunia.
Meski begitu, banyak yang beranggapan belajar Bahasa Mandarin sangat sulit, apalagi karena bahasa ini memiliki aksaranya sendiri.
“Kami menawarkan metode menarik untuk belajar Bahasa Mandarin. Berawal dari storytelling, menggunakan flashcard, dan mengajak anak-anak membuat ceritanya sendiri,” ujar Yuanxin Sun, pendiri dan CEO StoryChopsticks, dalam acara peluncuran buku Zongzi #1 - Childhood Rhapsody secara virtual, Minggu (27/6).
StoryChopsticks merupakan lembaga belajar Bahasa Mandarin untuk anak-anak 3-12 tahun.
Berbasis di Singapura, StoryChopsticks juga telah bermitra dengan Rise N Shine Preschool di Medan.
Pengajaran dilakukan secara daring, sehingga bisa diikuti seluruh anak di dunia, dengan pengantar Bahasa Mandarin, Indonesia, dan Inggris di kelas awal.
Melalui program Kids Publish dari StoryChopsticks, anak-anak bisa membuat buku cerita mereka sendiri, diterbitkan, dan dijual ke khalayak melalui situs resmi storychopsticks.com.