Lihat Nih Mushaf Tertua di Nusantara
“Pembacaannya juga harus di depan mimbar, dilakukan oleh imam dan khatib. Muadzin tidak boleh membacanya. Saat malam ke-29 Ramadan, khatam Quran dipusatkan di kedaton,” ulas Ridwan.
Selain mushaf tersebut, ada pula naskah-naskah berisi ayat Alquran tertua lain yang memilliki hubungan dengan Ternate. Alquran memang menjadi salah satu instrumen vital dalam penyebaran Islam di Ternate.
Datuk Maulana Husain, salah satu penyebar awal Islam di Ternate, memiliki kemampuan mumpuni melantunkan ayat-ayat Alquran. Juga brilian dalam membuat kaligrafi.
“Tulisan Maulana Husain dengan menggunakan huruf-huruf Arab yang kala itu dipandang misterius oleh orang Ternate berhasil memikat hati mereka. Dari situ mereka tertarik belajar menulis Arab sekaligus mengakui keimanan mereka akan Islam,” tutur Dr Sahril Muhammad, sejarawan Maluku Utara.
Naskah yang menunjukkan adanya pengaruh Arab dan Jawa terdapat pada naskah korespondensi antara raja-raja Moloku Kie Raha. Sultan Bayan Sirullah dari Ternate, Sultan Babuhusain dari Makian, dan Sultan Yusuf dari Jailolo.
”Naskah-naskah berangka tahun 1514 – 1518 ini kini tersimpan di museum Portugal,” sambung Sahril.
Ada pula satu buah Alquran yang digunakan Baabullah saat berperang melawan Portugis. Kitab suci itu dimanfaatkan sebagai instrumen untuk memberikan motivasi bagi prajurti dalam melawan penjajah. Peperangan tersebut merupakan jihad di jalan Allah melawan para penjajah.
Alquran yang dibawa Baabullah ini kini ada di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). (JPG/tim/kai/fri/jpnn)