Lihatlah Kedipan Mesra Si Kunang-Kunang
Salah satu catatan Zulkifli Hasan yang membuat audience terbelalak, adalah kaitan antara ruang terbuka hijau dengan derajad emosional warga. Jakarta ini RTH-nya, hanya 7 persen, jauh di bawah batas minimal ideal sebuah kota, yakni 30 persen yang sudah ditetapkan oleh Undang-Undang. “Karena itu, Jakarta menjadi tempat yang subur bagi orang emosi. Banyak demo, banyak protes, mudah marah, bernada keras, dan sebangsanya. Karena itu, dari lingkungan yang hijau, bersih dan tertata seperti ini, saya yakin emosi warganya semakin terkendali,” ujar Zulkifli yang dilanjutkan dengan menanam pohon di kompleks itu.
Seperti dipaparkan Direktur Finance and Strategy Bank Mandiri, Pahala N Mansyuri, MKBJ ini sudah berlangsung dua tahap, dan saat ini adalah penjurian tahap ke-2. Rencananya, Januari 2013 program yang diikuti 550 RT se DKI Jakarta ini akan diberikan award. “Jumlah itu meningkat lebih dari 100 persen dari MKBJ I, yang diikuti 250 peserta,” ungkap pria berkacamata itu.
Selain itu, ada local wisdom (baca: kearifan lokal) yang dipertandingkan dalam kegiatan ini. Karya kerajinan, kuliner, kesenian, apa saja yang menjadi ciri khas wilayah itu juga dijuri. MKBJ ini mendorong warga untuk produktif dalam suasana lingkungan yang bersih, sehat, hijau dan rapi. Kreativitas masyarakat bermacam-macam, dan mereka diberikan keleluasaan untuk menemukan keistimewaannya sendiri. “Kami dorong mereka terus mandiri, dengan kreativitas yang mereka miliki, dengan prinsip dari, oleh dan untuk warga masyarakat,” jelas Pahala N Mansyuri yang disimak serius oleh menhut.
Simpulan saya, MKBJ seri ke-2 ini mirip sebuah cara untuk mendulang “emas” dari bebatuan, menemukan “intan” dari dalam lumpur, mengeluarkan “mutiara” dari dekapan kerang di laut. MKBJ ini menemukan banyak kreativitas warga yang selama ini tidak diketahui. Selama ini seperti tersimpan dalam bebatuan, terpendam dalam lumpur, dan tersembunyi di dasar laut. Selamat bekerja bakti, sampai jumpa di kerja bakti Minggu depan! (*)