Lima KRI Pengawal Samudra Purna Tugas
jpnn.com, SURABAYA - Dinamika perubahan lingkungan strategis yang semakin kompleks dan berubah begitu cepat, telah menuntut TNI dan TNI Angkatan Laut untuk menyusun suatu program pembangunan kekuatan yang tangguh dalam sistem pertahanan negara. Pembangunan kekuatan pertahanan negara ini tidak hanya melalui penambahan alutsista saja, namun juga melaksanakan peremajaan dan penghapusan bagi alutsista yang telah memasuki tahapan akhir dari masa daur hidupnya (Life Cycle).
Hal tersebut disampaikan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Siwi Sukma Adji dalam amanat tertulisnya dibacakan oleh Panglima Komando Armada II (Pangkoarmada II) Laksda TNI Mintoro Yulianto selaku Irup Penurunan Ular-ular Perang KRI Koarmada II, bertempat di Dermaga Madura Markas Komando Armada II, Jumat (16/8/2019).
Lima kapal perang di jajaran Koarmada II yang selama ini mengawal samudra dan kini telah memasuki purna tugas atau memasuki tahap tahap akhir dari masa tugasnya antara lain KRI Slamet Riyadi- 352, KRI Ki Hajar Dewantara- 364, KRI Teluk Penyu -513, KRI Nusa Utara -584 dan KRI Sambu- 902.
Lebih lanjut Kasal menyampaikan jika upacara penghapusan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) ini merupakan salah satu bentuk rangkaian pembangunan kekuatan TNI Angkatan Laut, yang sekaligus juga merupakan wujud penghargaan yang tinggi terhadap dharma bakti kelima KRI di jajaran Koarmada II tersebut.
Kasal menambahkan bahwa sejumlah prestasi maupun pencapaian hasil penugasan yang sangat membanggakan telah ditorehkan dengan tinta emas oleh KRI Slamet Riyadi 352, KRI Ki Hajar Dewantara 364, KRI Teluk Penyu 513, KRI Nusa Utara 584 dan KRI Sambu 902. Sejak awal penugasannya, ke-5 KRI tersebut telah melaksanakan berbagai penugasan baik dalam Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OSMP).
“Dengan demikian, sungguh sangat pantas bagi kita selaku generasi penerus TNI AL untuk melepas masa dharma bhakti ke lima kapal perang yang pernah mengharumkan nama bangsa Indonesia, TNI dan TNI Angkatan Laut ini dalam sebuah upacara militer yang hikmat dan penuh dengan kebanggaan. Memang tidak mudah melepas kepergian ke lima patriot ini, namun kita harus meyakini bahwa semangat pengabdian dari bahtera-bahtera pengawal samudera ini tetap akan menjadi penyulut semangat pengabdian kita semua sebagai prajurit Jalasena,” tegas Kasal.
Orang nomor satu di tubuh TNI AL ini juga berpesan kepada seluruh prajurit TNI AL melalui sepatah kata bijak yakni “Ketika sebuah kapal sudah terlepas dari pandangan mata, tidak berarti perjalananya usai, namun justru itu menandakan ia memasuki track atau jalur berikutnya.”