Lima Mahasiswa UGM Arungi Sungai di Selandia Baru
Ekspedisi ini juga menjadi kelanjutan dari sejarah panjang tradisi Palapsi yang sering melakukan first descent sungai-sungai besar di Indonesia.
Dalam rilis yang dimuat di situs resmi UGM, Endro menuturkan, ekpedisi kali ini merupakan kegiatan ekpedisi internasional Palapsi di luar benua asia untuk yang pertama kalinya sejak 39 tahun Palapsi berdiri pada tahun 1975 silam.
Sebelumnya, Palapsi pernah melakukan ekspedisi internasional di Serawak Malaysia tahun 2001 dan ekspedisi sungai Thailand tahun 2008. “Khusus untuk ekpedisi ini kita hanya menggunajkan kayak, perahu kecil yang dinaiki satu orang,” katanya.
Dari keempat sungai yang akan dilalui itu, sungai Motu merupakan sungai terpanjang yang dilalui karena berjarak lebih dari 100 kilometer yang harus ditempuh dalam 3-4 hari. Adapun sungai Kaituna, kata Yoga Kusuma, berjarak 1 kilometer namun namun memiliki tingkat kecuraman aliran sungai yang diangap cukup sulit, salah satunya memiliki tingkat kecuraman setinggi 7 meter. “Makanya kita pun latihan dengan menelusuri sungai Pekalen, Probolinggo,” katanya.
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Psikologi UGM, Prof. Dr. Amitya Kumara, MS, dikutip mengatakan persiapan kelima mahasiswa UGM ini dilakukan selama satu tahun. Bahkan proses untuk memperoleh izin mengarungi sungai di Selandia Baru tidaklah mudah, meski demikian proses tersebut bisa dilalui dengan lancar.
“Proses tidak sederhana, mereka ditempa secara fisik dan mental untuk bisa mengikuti ekspedisi ini. Tantangan mereka tidak hanya menaklukkan sungai tapi mengalahkan diri mereka sendiri mengikuti proses,” terangnya.