Lima Provinsi Boros BBM Diawasi
Rabu, 19 September 2012 – 06:45 WIB
Menurut dia, hasil keputusan raker itu segera diteruskan kepada Kementerian Keuangan untuk ditindaklanjuti, sementara pihak DPR meneruskan keputusan itu kepada Badan Anggaran DPR. Jero menuturkan kuota BBM subsidi harus ditambah empat juta kiloliter karena realisasi konsumsi over kuota hingga 11 persen secara nasional. "Tiap daerah habisnya berbeda-beda, ada yang boros ada yang sangat boros, mereka perlu diawasi lebih ketat (lihat grafis)," cetusnya.
Wakil Menteri ESDM, Rudi Rubiandinii menyalahkan harga BBM yang murah yang menyebabkan masyarakat cenderung boros, padahal premium dan solar bukan termasuk energi tidak terbarukan. "Memang harusnya harga BBM sudah dinaikkan, tapi DPR-nya ngga setuju. Saya rasa idealnya Rp 6.000 perliter cukup untuk 5-6 tahun ke depan. Minyak fosil ini harus dihemat, kalau tidak nanti kita tidak akan punya apa-apa untuk anak cucu kita," sebutnya.
Mengenai disetujuinya kenaikan tarif listrik tahun depan, Rudi mengakui sebenarnya yang lebih urgent memang menaikkan harga BBM subsidi tahun depan. Namun hal itu belum masuk dalam pembahasan dengan DPR saat ini. Menurutnya, jika BBM subsidi yang dinaikkan, subsidi yang dihemat pemerintah lebih besar. Sayangnya, setiap pemerintah berencana menaikkan harga Premium, pasti ditolak DPR. "Harganya mau naik jadi Rp 6.000 perliter saja susah setengah mati," kesalnya.