Lima Sendok Listrik untuk Bintuni dan Sebatik
Saya membayangkan alangkah senangnya pemkab dan rakyat Bintuni. Dari gelap gulita menjadi yang paling terang di kawasan itu. Semoga uji coba kabel yang sudah selesai dipasang itu tidak mengalami banyak masalah. Agar listrik sudah bisa mengalir minggu ini.
Agar inilah Natal pertama dengan listrik. Agar inilah old and new pertama dengan gembira.
Kelak, bayangan saya, jaringan kabel itu bisa diteruskan ke arah Manokwari. Semoga cita-cita itu juga bisa diteruskan oleh direksi PLN sekarang. Dengan demikian, kota-kota kecil yang dilewati jaringan dari Bintuni ke Manokwari itu bisa ikut berlistrik.
Kabel bawah laut yang juga dilanjutkan pembangunannya adalah kabel dari Sembakung di daratan Kalimantan Utara menuju Pulau Nunukan dan terus ke Pulau Sebatik. Sebelum tahun baru juga sudah selesai dipasang. Maka, tidak perlu lagi genset di Nunukan dan Sebatik.
Bahkan, Pulau Sebatik yang separonya adalah wilayah Malaysia itu tidak perlu lagi minder di mata negara tetangga. Saya minta justru kita harus menawarkan kelebihan listrik di Sebatik nanti untuk melistriki Sebatik-nya Malaysia.
Di Sembakung itu memang sudah lama ditemukan sumber gas. Tapi kecil sekali. Hanya 2 mmbtud. Tidak bisa diapa-apakan. Tidak bisa juga dikirim ke mana-mana. Maka, ketika ide membawa listrik lewat kabel bawah laut itu saya kemukakan, pemilik gasnya bersukaria.
Sudah lama perusahaan itu kesulitan menjual gas. Tidak ada yang mau beli. Tidak bisa dimanfaatkan. Terlalu kecil dan terlalu jauh. Padahal, biaya untuk menemukan dan menggali gas itu sangat besar. Kini biaya tersebut bisa diharapkan kembali. Pelan-pelan.
Kabar baik juga datang dari Sumatera Utara (Sumut). Bukan saja krisis listrik di wilayah itu sudah berakhir, tapi tower-tower listrik menuju pembangkit listrik besar di Pangkalan Susu juga bisa berdiri semua.