Lion Air Diminta Beri Diskon, Citilink Tunda Bagasi Berbayar
jpnn.com, JAKARTA - Tarif tiket pesawat yang masih mahal bersamaan dengan penerapan bagasi berbayar oleh sejumlah maskapai, dikeluhkan masyarakat. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berencana akan membuat peraturan menteri mengenai tarif bagasi.
Indonesia National Air Carriers Association (INACA) berharap agar pemerintah memperhatikan banyak aspek dalam penentuan tarif tersebut.
Budi menargetkan dalam tiga minggu kedepan peraturan menteri yang mengatur angkutan barang di maskapai akan selesai. Aturan tersebut menurutnya dibuat untuk mengakomodir keinginan masyarakat. ”Agar masyarakat tidak merasa berat,” ucapnya seperti diberitakan Jawa Pos.
Maskapai Lion Air dan Citilink sebelumnya telah mengumumkan akan mengenakan tarif pada bagasinya. Dua maskapai ini termasuk dalam low cost carier (LCC). Dalam peraturan menteri perhubungan nomor PM 185 tahun 2015 sebenarnya sudah diatur mengenai tarif bagasi.
Untuk maskapai full service dikenakan gratis bagasi sebanyak 20 kg. Untuk maskapai medium service menggratiskan 15 kg bagasi. Sedangkan maskapai nofrills atau LCC ini dibolehkan untuk memungut tarif bagasi.
Budi berjanji jika PM baru tersebut juga akan berpihak pada pelaku usaha. Kementerian Perhubungan akan berkoordinasi dengan maskapai untuk menentukan harga yang sesuai. ”Formulasinya seperti apa, nanti akan kita tentukan,”ujarnya.
Citilink, Kamis (31/1), telah menunda untuk mengenakan tarif pada bagasinya. Sedangkan Lion Air akan diminta untuk memberikan diskon. Lion Air memang lebih dulu menetapkan tarif untuk bagasinya.
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara juga melakukan konsolidasi dengan pihak Citilink terkait pemberlakuan bagasi berbayar. Berdasarkan konsolidasi tersebut, pihak Citilink menyetujui untuk melakukan penundaan penerapan bagasi berbayar hingga waktu yang belum ditentukan.