Listrik Surplus, Manufaktur Masih Loyo
jpnn.com - SURABAYA – Persediaan listrik dan manufaktur di Jawa Timur berbanding terbalik. Ketika persediaan listrik mengalami surplus, manufaktur ternyata masih saja loyo.
Karena itu, PLN menawarkan sejumlah insentif. Kebijakan tersebut diambil untuk mendorong pemulihan industri manufaktur
Manajer Komunikasi, Hukum, dan Administrasi PLN Distribusi Jatim Wisnu Yulianto menyatakan, kapasitas listrik di Jatim tersedia 8.600 megawatt (mw). Beban puncaknya mencapai 5.600 mw.
Dengan demikian, terjadi surplus listrik sekitar 2.000 mw. Saat ini kelebihan pasokan tersebut dialirkan ke Bali 350–400 mw serta ke sistem Jawa–Bali 1.400-1500 mw.
”Kami harap, surplus listrik di Jatim diserap industri. Kalau pelanggan rumah tangga kan pertumbuhan konsumsinya alamiah, sejalan dengan peningkatan taraf hidup,” katanya.
Surplus tersebut terkait pelemahan pertumbuhan industri pengolahan di Jatim. Data Bank Indonesia menyebutkan, pertumbuhan industri manufaktur pada kuartal empat 2015 berkisar 4,67 persen.
Sementara itu, pada awal 2016, pertumbuhan industri melambat menjadi 0,81 persen (yoy). Di sisi lain, industi mikro dan kecil hanya tumbuh 5,43 persen.
GM PLN Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali Warsono menambahkan, untuk mendorong penyerapan listrik oleh kalangan industri, pihaknya menawarkan sejumlah insentif.