Literasi Finansial Bisa Diterapkan Melalui Ekstrakurikuler maupun P5
Tidak kalah penting dalam penerapan literasi finansial, Kemendikbudristek juga membuka kesempatan seluas-luasnya kepada semua pihak untuk terlibat aktif.
Begitu juga pihak swasta yang memiliki perhatian kepada literasi finansial dan isu terkait lainnya bisa membangun kerja sama dengan sekolah dan menjadi bagian dari gerakan merdeka belajar.
"Orang tua, pemda, guru, sekolah punya peran yang besar dalam memastikan generasi muda kita memiliki literasi finansial yang baik," tegasnya.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, menyatakan, pendidikan Literasi Finansial bukanlah kebijakan baru. Ini merupakan sekumpulan resources atau sumber daya yang akan memudahkan guru dalam mengembangkan kecakapan finansial melalui Kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka mengembangkan empat kerangka literasi finansial. Pertama, bagaimana cara memperoleh penghasilan, Kedua, bagaimana mengelola anggaran, Ketiga, menyisihkan penghasilan.
"Keempat, mengelola risiko dan mempersiapkan masa kedaruratan. Ini kompetensi yang bukan hanya kognitif, sekadar terampil, tapi juga banyak aspek afektifnya,” kata Anindito dalam Sosialisasi Panduan Pendidikan Literasi Finansial lewat YouTube Kemendikbud dipantau Senin (21/10)
Panduan Literasi Finansial bisa menjadi pedoman bagi publik, terutama warga sekolah di jenjang dasar dan menengah, dalam menerapkan pendidikan literasi finansial. Para pendidik dapat menerapkan pendidikan literasi finansial dengan mudah pada intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
"Sekolah bisa memanfaatkan sumber daya yang ada saat menerapkannya," ujarnya.