Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Lokalisasi Resmi Ditutup Setelah 35 Tahun Memanjakan Para Hidung Belang

Selasa, 09 Juni 2015 – 07:52 WIB
Lokalisasi Resmi Ditutup Setelah 35 Tahun Memanjakan Para Hidung Belang - JPNN.COM
Ilustrasi. FOTO: dok JAWA POS

jpnn.com - MENTERI Sosial Khofifah Indar Parawansa kemarin resmi menutup lokalisasi Kedungbanteng yang terletak di Desa Kedungbanteng, Kecamatan Sukerejo, Ponorogo. Padahal lokalisasi itu telah beroperasi selama 35 tahun.

Di lokalisasi tersebut, sebenarnya banyak wisma yang sudah tutup. Pintunya digembok dari luar. Sejumlah polisi dan TNI tampak berjaga. 

Hadi Sunyoto, mucikari yang dituakan di lokalisasi Kedungbanteng, menyatakan, sepertiga PSK memilih pulang kampung. Sebab, mereka sudah mendapat buku rekening yang akan menampung bantuan modal dari Kementerian Sosial (Kemensos) Rp 5.050.000 per kepala. "Sisanya masih menunggu pembayaran kompensasi," ujar Nyoto, sapaan Hadi Sunyoto, kemarin (8/6).

Pemkab Ponorogo mendata 176 PSK dan 39 mucikari yang selama ini menjadi penghuni tetap lokalisasi. Sementara itu, warga terdampak mencapai 90 orang. Nyoto menyebut nasib mucikari dan warga terdampak belum jelas apakah mendapat duit kompensasi atau tidak. "Jatah untuk anak-anak (PSK) mulai dibagikan minggu lalu," terangnya.

Menurut Nyoto, Pemkab Ponorogo memberikan toleransi. PSK diminta meninggalkan lokalisasi hingga 16 Juni, sedangkan para mucikari tetap diperbolehkan menempati tanah kas Desa Kedungbanteng itu. Namun, transaksi seks komersial dilarang keras terhitung mulai kemarin. "Sekarang tinggal mucikari dan warga terdampak menunggu nasib," ungkapnya.

Bila mucikarinya galau, lain soal dengan Dar, 45, PSK asal Pati, Jawa Tengah. Wajah janda tiga anak yang sudah tujuh tahun menghuni lokalisasi Kedungbanteng itu kemarin terlihat berseri. Dar ingin segera pulang kampung dengan bekal uang jutaan rupiah dari Kemensos. "Besok (hari ini) saya mau pulang ke Pati," ujarnya.

Dia ingin mentas dari lembah hitam. Kebutuhan hiduplah yang memaksanya menjual diri. "Saya dan suami dulu pemain ketoprak. Saya jarang diajak tanggapan setelah suami meninggal, padahal ada tiga anak yang harus dihidupi."

Dar bakal memanfaatkan bantuan modal Rp 5.050.000 untuk berjualan kue kering. Dia sempat mendapat pelatihan membuat aneka roti. "Pas bertepatan mau Lebaran, kuenya nanti saya titipkan di warung-warung," ucapnya.

MENTERI Sosial Khofifah Indar Parawansa kemarin resmi menutup lokalisasi Kedungbanteng yang terletak di Desa Kedungbanteng, Kecamatan Sukerejo, Ponorogo.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News