Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Lomba Pengeras

Kamis, 21 Maret 2024 – 07:01 WIB
Lomba Pengeras - JPNN.COM
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Kala itu saya tidak memikirkan perasaan orang lain. Satu desa Islam semua. Pun semua penduduknya bukan orang sibuk.

Kini, dengan banyaknya pengeras suara di masjid itu saya suka bertanya ke diri sendiri: bagaimana perasaan orang yang bukan Islam yang tinggal di sekitar sini. Terutama ketika mendengar suara yang sangat tidak merdu itu.

Keesokan harinya Pak Kasan masuk kerja. "Kemarin melayat dua kali, ya?" tanya saya berbasa-basi.

Ia hanya mengiyakan. Ia tidak bercerita soal dua kali melayat itu. Beberapa minggu kemudian baru saya tahu: Pak San yang ''inna lillahi'' di tengah hari itu ternyata meninggal di saat ikut menguburkan mayat wanita yang meninggal pagi hari.

Rekan kerja saya tadi tahu sendiri kejadiannya. Ia juga ikut mengantar mayat si wanita tua sampai ke kuburan.

Ia ikuti semua prosesi penguburan: mayat dimasukkan liang lahat. Lalu ditimbun tanah.

Penimbunan rampung. Pemasangan batu nisan pun selesai. Tibalah giliran Pak modin membacakan talkin di atas pusara –biasanya berisi agar arwah yang baru dikubur dijauhkan dari siksa kubur, dan yang masih hidup agar ingat bahwa pada gilirannya akan mati juga.

Saat talkin dibacakan itulah Pak Santoso bergerak mundur. Kakinya terhalang beton di kuburan.

Pengumuman dari masjid itu sekaligus berfungsi sebagai 'surat izin tidak masuk kerja'. Bos tidak boleh menanyakan kenapa tidak masuk.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close