Longsor, Jalur Trans Sulawesi Sempat Putus
Jumat, 01 Agustus 2008 – 07:33 WIB
Tak pelak antrean panjang kendaraan terjadi. Kendaraan dari arah Bolaang Mongondow akhirnya, memutar balik kendaraannya. Sementara, penumpang maupun pengemudi sepeda motor bisa melewati lereng longsoran selebar 10 meter yang sebelumnya dibersihkan warga setempat, meski setiap kendaraan sepeda motor yang melalui longsoran harus dikawal warga agar tidak jatuh di jurang disamping jalan yang cukup curam.
Setelah longsoran, kendaraan dari arah Bone Bolango maupun sebaliknya langsung tertahan di lokasi longsoran. Warga pun mulai mengambil inisiatif untuk membuka jalur pejalan kaki maupun kendaraan bermotor, sembari menunggu alat berat dari Pemerintah setempat.
Keterlambatan dalam membuka jalur transportasi yang cukup vital ini dikeluhkan sopir angkutan antar Provinsi. Indra Abas misalnya, warga Bolaang Mongondow Selatan ini mengaku kecewa dengan sikap pemerintah di daerah yang terkesan lamban dalam mengatasi longsoran ini. "Longsor sudah sejak pagi, namun hingga pukul 13.00 Wita belum juga ada tanda-tanda untuk dibersihkan," keluh Indra, yang kendaraannya hanya diparkir di terminal menunggu jalan di Desa Oluhuta dibuka kembali.
Sementara Direktorat Jenderal Bina Marga Propinsi Gorontalo melalui SNVT Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Gorontalo Abdul Gani As, ketika ditemui di lokasi mengemukakan, keterlambatan dalam membuka kembali jalur yang tertimbun longsor bukan disengaja. Menurut Gani, dua buah ekskavator yang akan dipergunakan membuka jalur jalan yang tertutup longsor, sementara dalam perjalanan ke lokasi bencana.
Dijelaskannya, sebelumnya alat berat ini dipakai dalam dua tempat yang berbeda. "Di daerah Tolangohula ada longsor juga kemarin, namun saat ini alat berat sementara dalam perjalan," katanya dan menambahkan, apalagi ini bencana alam jadi tidak bisa diduga-duga. Ditambahkan Gani, untuk pembukaan jalan trans Sulawesi ini diupayakan dapat dilakukan satu hari ini. "Kami terus berupaya untuk membuka jalur kendaraan, dimana faktor penghambat terbesar untuk membuka jalur transportasi ini adalah batu sebesar rumah yang menutup jalan," tandasnya. (gp)