Longsor Landa Kebumen
Lima Rumah Warga Tembana Terancam AmbrolJumat, 13 Februari 2009 – 12:05 WIB
Upaya menahan longsor tebing Sungai Luk Ulo di Dukuh Tembana, lanjut Afandi, sebenarnya sudah dilakukan pemerintah dengan membangun bronjong. Namun, panjang bangunan bronjong hanya sekitar 50 meter.
Tidak sepanjang tebing yang longsor atau tidak sampai Jembatan Tembana. Selain itu, dengan tinggi hanya sekitar 2,5 meter, membuat bronjong terendam air jika banjir sehingga tebing masih saja longsor. M Fadlan berharap pemerintah membangun bronjong lebih panjang dan kuat. Pasalnya, tebing yang longsor tidak hanya mengancam keselamatan jiwa dan rumah penduduk, tetapi juga mengancam Jembatan Tembana.
Ditemui terpisah, Kepala Bidang Irigasi Dinas Sumberdaya Air dan Energi Sumberdaya Mineral (SDA ESDM) Muchtarom SST, mengakui ada beberapa titik rawan akibat longsornya tebing Sungai Luk Ulo. Namun karena anggaran APBD II terbatas, pihaknya tidak mampu menangani seluruhnya.
"Untuk 2009, kami hanya bisa untuk menangani dua titik, yakni di daerah Kelurahan Kebumen dan di anak Sungai Luk Ulo di Desa Banioro Kecamatan Karangsambung," ujarnya. Meski begitu, semua titik yang rawan, sudah diusulkan untuk segera ditangani dengan biaya APBN melalui Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) Jogjakarta. (man)