Lonjakan Harga Minyak Dunia Memakan Korban Nilai Tukar Rupiah
jpnn.com, JAKARTA - Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, mengatakan meningkatnya harga minyak dunia akibat dampak geopolitik di Timur Tengah, memengaruhi pergerakan nilai tukar hari ini Jumat (3/1).
Di pasar spot Jakarta, rupiah ditutup melemah 37 poin atau 0,27 persen di level Rp 13.930 per dolar AS, berbanding posisi hari sebelumnya Rp 13.893 per dolar AS.
"Saat harga minyak naik, biaya impor komoditas ini akan ikut melejit. Ketika semakin banyak devisa yang 'dibakar' untuk impor minyak, rupiah akan menjadi korban," ujar Ibrahim.
Serangan pasukan Amerika Serikat di Irak mengakibatkan Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani dan komandan milisi Irak Abu Mahdi Al-Muhandis terbunuh, mengakibatkan harga minyak mentah dunia kembali menguat pada awal tahun, bahkan menyentuh level tertingginya di 63,83 dolar AS per barel.
Sementara itu, dampak dari banjir yang terjadi di Jabodetabek yang sampai saat ini masih terjadi, mengakibatkan pasokan barang-barang dari satu wilayah ke wilayah lain terputus sehingga mengakibatkan kerugian yang cukup besar.
Asosiasi Ritel Indonesia memprediksi akibat banjir bandang saat Tahun Baru, mengakibatkan kerugian yang diperkirakan mencapai Rp 1 triliun.
"Ini angka yang cukup fantastis sehingga wajar kalau pasar kembali melakukan taking profit," kata Ibrahim.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp 13.885 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp 13.883 per dolar AS hingga Rp 13.934 per dolar AS.