Loyalis Djan Sebut Romi dan Arsul Bukan Kader Asli PPP
jpnn.com - JAKARTA - Loyalis Djan Faridz langsung bereaksi terhadap pernyataan Sekjen PPP Arsul Sani yang menyebut mereka sebagai "mualaf politik". Pernyataan tersebut dinilai sebagai kebohongan publik dan pemutarbalikan fakta.
"PPP Djan Faridz berisi kader militan dan kalangan profesional yang tergerak karena PPP terzalimi oleh segelintir elite PPP yang menghamba kepada kekuasaan. Mereka yang ada saat ini adalah kader yang tidak bisa dibeli," ungkap Ketua Bidang Hukum DPP PPP kubu Djan Faridz, Triana Dewi Seroja dalam pernyataan persnya, Senin (23/5).
Triana mengungkapkan, Djan Faridz sudah jadi kader PPP sejak posisi ketua umum masih dipegang Hamzah Haz. Lalu ada kader militan yang lainnya, seperti Habil Marati, Nukman Hakim, Ibnu Hajar Dewantara, Joe Hasyim, Ahmad Ghozali Harahap, Yul Chaidir, Syukri Fadholi, Thahir Saimima, Yudho Paripurno, Sjaiful Rahman, Dimyati Natakusumah, Jakfar Alkatiri, dan Masykur Hasyim.
"Masih banyak lagi kader militan yang tetap Istikomah mengamankan putusan MA 601," tegas Triana.
Triana juga menilai pernyataan Arsul Sani tersebut sangat lucu. Pasalnya, anggota Komisi III DPR itu seolah lupa bahwa dirinya adalah caleg PKS pada tahun 2009. Setelah tidak terpilih, Arsul mengkambinghitamkan DPP PKS sebagai alasan pindah ke PPP.
Dia juga mengatakan bahwa Romahurmuzy awalnya adalah kader PKB dari Ormas Garda Bangsa. "Keberadaan Ketua Umum Djan Faridz sendiri lebih dahulu dibandingkan mereka berdua. Siapakah sebenarnya mualaf politik?" ungkap doktor jebolan Universitas Parahyangan ini.
Triana menyatakan DPP kubu Djan Faridz sendiri tidak pernah menolak Islah. Bahkan kubu Djan yang secara resmi membentuk Tim Islah pada tanggal 26 Januari 2015. Islah yang diinginkan adalah Islah permanen berdasarkan hukum, bukan Islah setengah hati dan rapuh karena melanggar putusan MA.
"Munaslub Golkar adalah contoh yang baik untuk Islah. Menkumham mengeluarkan SK Munas Bali sesuai putusan MA dilanjutkan secara internal menyelesaikan konflik dalam islah secara permanen. Semuanya elegan dan terlegitimasi," pungkas Triana.