LRT Siantar-Parapat Bisa Jadi Transportasi dan Atraksi
jpnn.com, MEDAN - Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT) berupaya mencari terobosan. Dalam rangka mengembangkan Danau Toba dan sekelilingnya sebagai destinasi wisata andalan, badan otorita pimpinan Ari menjadikan akses sebagai critical succes factor. Menpar Arief Yahya pun meminta Menhub Budi Karya Sumadi, untuk reaktivasi semua jalur kereta api yang sudah lama tidak aktif.
Masalah transportasi memang masih menjadi persoalan tersendiri bagi wisatawan yang hendak menjangkau danau kaldera terbesar di dunia itu. Rencana pembangunan kereta api dari Pematang Siantar ke Parapat juga baru tahap kajian kelayakan. Padahal, moda itu akan menjadi transportasi bagi wisatawan dari Medan.
Ari menuturkan, BOPDT pada Rabu lalu (29/3) ikut hadir dalam rapat di Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dengan agenda membahas kajian kelayakan pembangunan jalur KA Siantar-Parapat. “Kajian yang akan dilakukan terkait aspek finansial, ekonomi dan dampak lingkungan yang akan terjadi dengan dibangunnya jalur KA Siantar-Parapat,” ujar Ari, Selasa (4/4).
Menurutnya, ada tiga alternatif untuk jalur KA Siantar-Parapat. Hanya saja, jalur itu melewati area-area tertentu yang harus dimasukkan ke dalam rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota Pematang Siantar.
Selain itu juga masih ada persoalan lain dari sisi regulasi. “Perlu mengkaji ulang peraturan perundang-undangan terkait rencana pembangunan jalur KA,” katanya.
Karenanya, ada alternatif lain yang muncul. Yakni opsi pembangunan light rail transit atau LRT.
Ari menyebut LRT bisa menjadi daya tarik tersendiri. “Perlu dipertimbangkan alternatif selain rel konvensional seperti LRT dan lainnya karena untuk kebutuhan wisata sebagai moda sekaligus atraksi,” cetusnya.
Meski masih menghadapi kendala transportasi, BOPDT tetap gencar berpromosi. Pada Kamis lalu (30/3), BOPDT ikut hadir dalam rapat di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). “Untuk membahas market sounding Tokyo 2017,” sebut Ari.