Luar Biasa, Tanoto Foundation Bina Mantan TKI jadi Guru Bahasa Inggris
“Selain sebuah kesempatan kerja untuk menambah penghasilan keluarga, saya juga senang berinteraksi dengan anak-anak. Saya coba amalkan apa yang saya dapat dari Singapura kepada anak-anak di sini,” kata Sarifah.
Keesokan harinya, Sarifah langsung bekerja. Menurut dia, sebenarnya banyak yang bisa Bahasa Inggris di wilayah perdesaan tempat dia mengajar. Bahkan, pendidikan mereka juga tinggi.
“Tetapi soal grammar, mereka kadang kurang. Jadi saya merasa terpanggil untuk mengajar anak-anak dengan ilmu yang saya bisa.”
Sarifah mendidik anak-anak ibarat anaknya sendiri. Ia sendiri mempunyai empat anak dan yang paling kecil berusia satu tahun. Meski begitu, ia rela meninggalkan anaknya untuk mengajar ke sejumlah TPA dan membimbing anak-anak belajar.
Saat ini Sarifah mengajar di lima TPA di wilayah Rantau Baru, Pangkalan Kerinci, dengan datang bergiliran setiap hari. Setiap TPA bisa menampung hingga 30 anak. Mereka dititipkan karena kedua orang tuanya bekerja di kebun kelapa sawit.
“Memang ada tantangan dalam mendidik anak-anak ini. Karena mereka masih kecil, kadang usianya masih satu tahun, mereka sering rewel dan ngambek. Tetapi saya punya teknik sendiri untuk mereka menjadi nurut. Ini yang saya pelajari waktu saya bekerja di Singapura,” ujarnya.
Kemampuannya mengajar Bahasa Inggris tersebut tidak hanya diperoleh Sarifah dari pengalaman bekerja di Singapura. Dalam hal ini, Sarifah mengakui sangat terbantu dengan program-program Tanoto Foundation.
Seperti halnya, dia diajar untuk memanfaatkan barang bekas sebagai media pembelajaran dan pelatihan silabus pembelajaran untuk anak usia dini sehingga Sarifah semakin bersemangat membimbing anak-anak untuk belajar bersama.