Luhut Beberkan Strateginya Mengawasi 9 Provinsi yang Jadi Atensi Jokowi
Mantan Kepala Staf Kepresidenan itu mengatakan perlu upaya lebih tegas untuk mengubah perilaku masyarakat menyusul kenaikan kasus yang cukup signifikan di bulan September. Kendati demikian, ia mengklaim jumlah angka kesembuhan terus mengalami kenaikan.
Menurut Luhut, kondisi tersebut begitu paradoks. Pasalnya, ekonomi tidak bisa dibiarkan dibatasi terlalu lama. Namun, membuka ekonomi pun justru membuat kasus semakin tinggi, sementara vaksin hingga saat ini belum tersedia.
"Sekarang ketatkan lagi, ini sebenarnya seni, seperti science dan art bagaimana memelihara keseimbangan antara penanganan COVID-19 dan ekonomi sekaligus juga menunggu masa critical dilewati dengan adanya vaksin dan obat," imbuhnya.
Wakil Ketua Komite Kebijakan Pengendalian Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) itu juga mengaku tidak ada hal istimewa yang dilakukannya.
"Jadi agar teman-teman media mengetahui bahwa tidak ada hal istimewa yang saya lakukan. Jadi kalau ada yang bilang (saya) bukan epidemolog, memang betul. Tapi saya dibantu banyak orang-orang pinter, orang-orang berkualitas yang membantu saya. Saya hanya manager," tuturnya.
Mantan Menko Polhukam itu berharap jika masa kritis bisa dilewati, maka pada tahun depan Indonesia diharapkan berada pada kondisi yang baik.
Namun, Luhut mengingatkan agar seluruh lapisan masyarakat harus kompak dan tidak saling menyalahkan atau menuduh sana sini.
"Tenang saja, kami selesaikan ini dengan baik. Bahwa ini akan kami upayakan untuk betul-betul jangan sampai ada outbreak. Itu aja tugas kami sampai nanti vaksin," pungkasnya. (antara/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!