Luncurkan Buku Suara Kebangsaan, Hasto Ingin Dorong Masyarakat untuk Berani Berimajinasi
"Kita harus berdiri kokoh pada landasan kebuayaan kita, bukan budaya bangsa Barat, bukan budaya Timur Tengah, bukan budaya Tiongkok, tetapi kebudayaan yang menjadi identitas nasional kita," tegas Hasto.
Terakhir, kata politikus asal Yogyakarta itu, buku ini memberitahukan kepada pembaca tentang pentingnya memahami geografis dan rakyat Indonesia.
Hasto menilai banyak kaum intelek Indonesia yang terpapar dengan didikan Barat sehingga melupakan konsep bernegara kita. Hal ini pun kerap diingatkan oleh Presiden Kelima RI sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan Prof (HC) Megawati Soekarnoputri.
Hasto dan Ketua Umum PDIP Megawati mengingatkan kaum intelek itu bahwa Indonesia bukan negara continental.
"Bahwa kita ini negara kepulauan yang sistem transportasi, sistem logistik, sistem pendidikannya berbeda. Itu berbeda dengan negara-negara continental. Nah, itulah moga-moga dengan membaca buku Suara Kebangsaan ini dapat membangun imajinasi tentang masa depan dan tentu saja saya mengucapkan terima kasih karena buku ini saya tulis tepat ketika saya menjadi mahasiswa Unhan. Karena ilmunya memang sangat inspiratif," jelas Hasto.
Dalam peluncuran dan bedah buku ini, hadir mantan Menteri Pertahanan Prof. Purnomo Yusgiantoro, Rektor Universitas Pertahanan RI Laksamana Madya (TNI) Prof. Dr. Amarulla Octavian, wartawan Pos Kota Azisoko Harmoko, dan moderator Gloria Oyong.
Hadir di acara itu Ketua DPP PDI Perjuangan Rokhmin Dahuri dan Wiryanti Sukamdani, anggota DPR Fraksi PDIP Deddy Yevri Sitorus, dan Mochamad Herviano Widyatama, dan Adian Napitupulu.
Ada juga Ketua Fraksi PDIP DPRD Jakarta Gembong Warsono dan Ketua Umum DPN Repdem Wanto Sugito.