Machfud Arifin Siapkan Stadion Esports Internasional dan Distrik Inovasi di Surabaya
Candra, dalam forum yang sama menambahkan, zaman sudah banyak berubah. Apa-apa yang dulu dianggap hanya main-main kini menjadi bisnis.
Semuanya terjadi karena fenomena internet of thing (IOT). ”Diperlukan pemimpin yang berpikir next level. Sehingga benar-benar bisa membawa kota ini naik kelas,” ucapnya.
Tom Liwafa, pebisnis muda sukses di bidang fashion dan kuliner, melihat Machfud sosok yang sangat membantu dalam pengembangan bisnis anak muda.
Ia mencontohkan, bisnisnya kulinernya di Kalimantan bisa sukses karena dibantu Machfud. ”Bisnis saya bisa berkembang di Kalimantan berkat bantuan Pak Machfud,” katanya.
Azrul yang mendapatkan kesempatan memberikan pandangan paling akhir, menjelaskan bahwa banyak pebisnis muda di Surabaya dan Indonesia pada umumnya 'ditemukan'.
Bukan 'diciptakan' oleh satu sistem yang bagus.
"Seperti Mas Tom atau Mas Erick, mereka adalah pebisnis yang lahir dari keuletan mereka sendiri tanpa bantuan pemerintah. Padahal, seharusnya pebisnis itu diciptakan, melalui kebijakan dan dorongan pemerintah. Ide Pak Machfud membangun creative and innovative district akan mendorong hal itu,” katanya.
Menurut Azrul, Surabaya butuh banyak panggung untuk menampilkan minat dan bakat. Apalagi, Surabaya adalah kota yang muda, warga yang berusia di bawah 35 tahun proporsinya sekitar 50 persen.
"Ini harus menjadi concern pemerintah, kalau tidak bisa mendapatkan panggung dan ekosistem untuk mengembangkan minat dan bakatnya, anak muda itu akan pindah ke kota lain,” jelas Azrul.