Magelang Makin Mencekam
Sabtu, 06 November 2010 – 07:02 WIB
Para pengungsi di lokasi baru ini banyak yang mengalami keterlambatan logistik. Namun, Utoyo mengungkapkan, ketika warga sudah mengungsi, maka mereka akan menjadi tanggung jawab Pemerintah. Ia mengatakan, untuk pengungsi baru yang menempati gedung pemerintah di Mungkid, makanan pada hari Jumat kemarin diberi nasi dos. Adapun pengungsi di balai desa, pihaknya meminta warga desa setempat untuk mencarikan logistik pada pengungsi. "Biaya untuk logistik itu kami ganti hari itu juga," jelas Utoyo.
Jumlah pengungsi yang didata pemkab ini belum termasuk pengungsi yang berasal dari Kecamatan Ngluwar. Meski berada di jarak hampir 25km dari puncak merapi, warga di sana mengaku khawatir bahaya letusan merapi. "Warga umumnya takut karena pada zaman dahulu desa mereka pernah juga diamuk awan panas. Jadi mereka mengungsi sendiri. Kemungkinan mereka belum didata," kata tokoh pemuda Di Desa Plosogede Kecamatan Ngluwar, Habib Saleh, kemarin.
Begitu juga dengan 845 santri dan 100 guru Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Darul Qiyam, Gontor 6 yang berada di Desa Mangunsari, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Mereka harus mengungsi ke ponpes pusat yaitu Ponpes Gontor 2 di Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Evakuasi dilakukan di ponpes yang berada di radius 17 km itu untuk menghindari bahaya letusan Gunung Merapi yang sudah berkali-kali dan sangat membahayakan ratusan santri.