Mahasiswa Indonesia di Australia Diharapkan Jadi Pemimpin Inovatif
Namun menurut Damayanti dibandingkan negara lain, pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak terlalu berfluktuasi dibandingkan negara lain karena masih dominannya konsumsi domestik.
Dubes Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema didampingi oleh Ketua PPIA Monash Stacey Hutapea. (Foto: Kevin Rusli)
Dalam paparan yang lebih praktis Dr Richard Price dari Australia Indonesia Center dan Ivan Tandyo, CEO Navanti Holdings memberikan berbagai kiat agar para mahasiswa Indonesia di Australia untuk menciptakan lapangan kerja bagi mereka sendiri dan bukannya memasuki dunia kerja yang sudah tersedia.
Ivan Tandyo yang berasal dari Indonesia sudah memiliki beberapa perusahaan yang bergerak dari bidang properti sampai ke jasa pembersihan. Dia memberikan beberapa kiat berdasarkan pengalaman pribadinya selama lebih dari 10 tahun terakhir melakukan bisnis di Australia. Sekarang bisnisnya sudah melebar ke Indonesia.
Sementara itu, Dr Adi Prananto dari Swinbourne University memberikan gambaran mengenai prospek e-commerce, bisnis yang menggunakan internet sebagai alat komunikasi utama.
Adi Prananto menjelaskan potensi yang ada dan juga berbagai kendala yang mungkin akan mempengaruhi berkembangnya bisnis yang menggunakan internet di Indonesia, seperti peraturan hukum yang belum sepenuhnya mendukung dan faktor kepercayaan dari masyarakat untuk mau melakukan transaksi melalui internet.